PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI FILATELI
Jakarta — Pendidikan karakter tidak semata didapatkan di sekolah. Pameran filateli tingkat dunia yang akan diselenggarakan di Jakarta 18-24 Juni 2012 mendatang, akan menjadi wahana yang baik bagi anak-anak untuk menumbuhkan karakter nasionalime, berbudaya, dan berpengetahuan dunia. “Perangko merupakan bukti gambaran peristiwa yang tidak terbantahkan, bisa dijadikan ajang pembelajaran anak-anak,” demikian diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Filateli Indonesia, Soeyono, di Kantor Kemdikbud, Rabu (13/06).
Soeyono menjelaskan, dalam pameran tersebut, anak-anak akan diberikan sebuah “passport” filateli. Dengan paspor tersebut anak-anak bisa membeli perangko atau mengirim surat dari suatu negara, kemudian paspornya diberi stempel dari kantor pos terebut. “Itu (stempel) koleksi menarik bagi anak-anak,” katanya.
Kegiatan lain yang dapat ditemui dalam pameran ini dan bermanfaat bagi anak-anak, yaitu mereka bisa ikut merasakan pekerjaan orang-orang di kantor pos. Mulai dari menggambar perangko, menyortir surat, dan lain sebagainya. “Pendidikan lewat perangko bisa menjadi pendidikan internasionalisasi bagi anak-anak,” katanya.
Untuk ikut merasakan pembuatan perangko yang terbuat dari kulit dan kain batik yang akan diluncurkan pada pameran tersebut, anak-anak juga diberi kesempatan untuk belajar membatik, menenun, dan melihat cara pembuatan keris. “Semuanya bernilai heritage Indonesia, untuk mematrikan ingatan dunia terhadap indonesia melalui filateli,” lanjut Soeyono.
Pelajaran penting dari kegiatan yang diadakan dalam pameran tersebut adalah bagaimana untuk melatih kesabaran, ketekunan, persahabatan antar negara, dan pencapaian prestasi saat berhasil mengumpulkan perangko dari seluruh dunia. Untuk itu, karena pesan-pesan nasionalisme, pendidikan dan kebudayaan sangat kental dalam acara ini, maka Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, menyatakan bahwa kementerian akan sangat mendukung pameran ini.
Jakarta — Pendidikan karakter tidak semata didapatkan di sekolah. Pameran filateli tingkat dunia yang akan diselenggarakan di Jakarta 18-24 Juni 2012 mendatang, akan menjadi wahana yang baik bagi anak-anak untuk menumbuhkan karakter nasionalime, berbudaya, dan berpengetahuan dunia. “Perangko merupakan bukti gambaran peristiwa yang tidak terbantahkan, bisa dijadikan ajang pembelajaran anak-anak,” demikian diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Filateli Indonesia, Soeyono, di Kantor Kemdikbud, Rabu (13/06).
Soeyono menjelaskan, dalam pameran tersebut, anak-anak akan diberikan sebuah “passport” filateli. Dengan paspor tersebut anak-anak bisa membeli perangko atau mengirim surat dari suatu negara, kemudian paspornya diberi stempel dari kantor pos terebut. “Itu (stempel) koleksi menarik bagi anak-anak,” katanya.
Kegiatan lain yang dapat ditemui dalam pameran ini dan bermanfaat bagi anak-anak, yaitu mereka bisa ikut merasakan pekerjaan orang-orang di kantor pos. Mulai dari menggambar perangko, menyortir surat, dan lain sebagainya. “Pendidikan lewat perangko bisa menjadi pendidikan internasionalisasi bagi anak-anak,” katanya.
Untuk ikut merasakan pembuatan perangko yang terbuat dari kulit dan kain batik yang akan diluncurkan pada pameran tersebut, anak-anak juga diberi kesempatan untuk belajar membatik, menenun, dan melihat cara pembuatan keris. “Semuanya bernilai heritage Indonesia, untuk mematrikan ingatan dunia terhadap indonesia melalui filateli,” lanjut Soeyono.
Pelajaran penting dari kegiatan yang diadakan dalam pameran tersebut adalah bagaimana untuk melatih kesabaran, ketekunan, persahabatan antar negara, dan pencapaian prestasi saat berhasil mengumpulkan perangko dari seluruh dunia. Untuk itu, karena pesan-pesan nasionalisme, pendidikan dan kebudayaan sangat kental dalam acara ini, maka Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, menyatakan bahwa kementerian akan sangat mendukung pameran ini.
No comments:
Post a Comment